Rabu, 11 Juni 2014

Review Jurnal "Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern"


Judul
Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern
Penulis
Indira Januarti
Tahun Terbit
2006


Latar Belakang
Banyaknya kasus manipulasi data keuangan yang menyebabkan bangkrutnya perusahaan menyebabkan menyebabkan profesi akuntan publik banyak mendapat kritikan. Auditor dianggap ikut andil dalam memberikan informasi yang salah, sehingga banyak pihak yang merasa dirugikan. Meskipun auditor tidak bertanggungjawab terhadap kelangsungan hidup sebuah perusahaan tetapi dalam melakukan audit kelangsungan hidup perlu menjadi pertimbangan auditor dalam memberikan opini. Dengan adanya keraguan perusahaan untuk dapat melakukan kelangsungan usahanya, maka auditor dapat memberikan opini going concern.
Tujuan Penelitian
Opini audit yang diberikan oleh auditor menjadi penting untuk bahan pertimbangan. Kesalahan di dalam memberikan opini akan sangat fatal akibatnya. Adanya berbagai kasus manipulasi yang menyebabkan berbagai perusahaan besar bangkrut dan banyaknya hasil penelitian yang masih beragam seperti disebutkan di atas, maka dalam penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti analisis mengenai faktor-faktor (kondisi keuangan perusahaan, debt default, ukuran perusahaan, audit lag, opini audit tahun sebelumnya, auditor client tenure, kualitas auditor, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, opinion shopping) di prediksi akan mempengaruhi pemberian opini audit going concern. Atas dasar penjelasan diatas, maka manfaat penelitian ini diharapkan untuk (1) pengembangan teori dan pengetahuan di bidang akuntansi, khususnya auditing, (2) regulator pasar modal, mengenai kemungkinan terjadinya praktik opinion shopping di Indonesia, (3) Profesi Akuntan Publik khususnya dalam memberikan penilaian opini audit going concern pada auditee. (4) Perusahaan khususnya dalam pengendalian internal untuk mewujudkan corporate governance.
Landasan teori dan Hipotesis
Teori Agensi
Jensen dan Meckling (1976) menggambarkan adanya hubungan kontrak antara agen (manajemen) dengan pemilik (principal). Agen diberi wewenang oleh pemilik untuk melakukan operasional perusahaan, sehingga agen lebih banyak mempunyai informasi dibandingkan pemilik. Ketimpangan informasi ini biasa disebut sebagai asymetri information.
Metode Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh auditee manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 1997 sampai 2006, dengan tujuan untuk mengetahui trend perkembangan penerimaan opini going concern semasa krisis ekonomi, dan tahun-tahun sesudahnya. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan metode Purpossive Sampling (mengalami defisit 2 tahun selama tahun pengamatan, laporan lengkap untuk semua variabel yang diteliti) Variabel dependen berupa Opini audit going concern. Variabel Independen terdiri dari :
a)      Kondisi Keuangan
b)      Debt Default
c)      Ukuran Perusahaan
d)     Opini Audit Tahun Sebelumnya
e)      Audit Log
f)       Auditor Client Tenure
g)      Kualitas Audit
h)      Opinion Shopping
i)        Kepemilikan Mannajenerial dan Institusional
a.       Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan auditan perusahaan manufaktur yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Capital Market Directory untuk tahun 1997 s/d 2006.
b.      Metode Analisi Data
Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik (logistic regression), karena variabel independennya merupakan kombinasi antara metric dan non metric (nominal).
Hasil dan Pembahasan
Dari tabel 3 dapat disimpulkan bahwa variabel yang signifikan adalah financial distress (0,000) tetapi arahnya berlawanan dengan yang dihipotesakan, sehingga disimpulkan financial distress tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.
Default (0,000) berarti signifikan (0,00) dan tandanya juga positif, dengan demikian perusahaan yang mengalami default akan menerima opini audit going concern. Dapat dikatakan bahwa status hutang perusahaan merupakan faktor pertama yang akan diperiksa oleh auditor untuk mengukur kesehatan keuangan perusahaan.
Besaran perusahaan yang diukur dengan ln sales juga signifikan (0,16) tandanya negatif, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang besar penjualannya akan lebih mampu dalam mengatasi kesulitan sehingga tidak akan mudah menerima opini audit going concern.
Opini tahun sebelumnya (0,000) juga signifikan dan tandnya juga positif, hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang tahun sebelumnya menerima opini going concern kemungkinan besar akan menerima opini yang sama pada tahun berikutnya, mengingat untuk memperbaiki kinerja perusahaan dibutuhkan waktu yang relative lama.
Auditor spesialis (0,018) adalah variabel yang signifikan dan arahnya positif, sama dengan yang diprediksikan sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin spesialis auditor tersebut, maka semakin baik pengetahuannya tentang perusahaan yang diaudit.
Lamanya auditor melakukan perikatan signifikan (0,018) dan tandanya negatif, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin lama auditor melakukan perikatan dengan klien akan semakin sulit untuk memberikan opini audit going concern karena menjadi tidak independen.
Lamanya waktu audit (0,803) tidak signifikan, namun demikian tandanya sama dengan yang diprediksikan. Seharusnya dengan semakin lamanya audit lag diperkirakan auditee tersebut bermasalah, tetapi pada kenyataannya auditor tidak memberikan opini audit going concern.
Opinion Shopping tidak siginfikan (0,999) tetapi tandanya sama dengan yang diprediksikan, jadi auditee yang menerima opini audit going concern tidak akan berganti auditor. Hasil ini didukung dengan tabel 6 yang menunjukkan konstantanya positif, yaitu auditee akan cenderung menerima opini audit going concern apabila berganti auditor (tetap mempertahankan auditor).
Kepemilikan manajerial (0,412) dan kepemilikan institusional (0,306), dengan demikian bahwa variabel-variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Meskipun ada kepemilikan manajerial dan institusional ternyata fungsi pengawasan yang ada belum menjamin untuk tidak diberikannya opini audit going concern, karena untuk kinerja perusahaan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor bisa internal dan eksternal.
Dari tabel 4 dapat disimpulkan bahwa ketepatan model adalah 86%. Sedangkan pada tabel 5 nilai Nagerlkerke R square menunjukkan 0,691 yang dapat disimpulkan bahwa variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 69,1% sedangkan sisanya ( 30,9) dijelaskan oleh variable lainnya.
Kesimpulan
Variabel yang mempengaruhi pemberian opini audit going concern adalah variabel default, ln sales (size), lamanya perikatan (audit client tenure), opini tahun sebelumnya (prior opinion) dan kualitas auditor (specialization), sedangkan variabel financial distress meskipun signifikan tetapi arah tandanya berkebalikan dengan yang dihipotesakan.Variabel yang tidak mempengaruhi pemberian opini GC adalah audit lag, opinion shopping, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Untuk audit lag, opinion shopping dan kepemilikan institusional tandanya sudah sama dengan yang dihipotesakan.
Saran
1.      Dipisahkan antara kepemilikan asing dan kepemilikan dalam negeri. Dengan adanya pemisahan tersebut diharapkan dapat diketahui apakah ada perbedaan antara jenis kepemilikan tersebut, karena biasanya dengan adanya kepemilikan asing akan lebih ketat pengawasannya, sehinga kinerja perusahaan akan lebih baik.
2.       Untuk dapat lebih menjaga kinerjanya dengan baik variabel keberadaan komite audit dan komisaris independen tidak dilihat dari jumlahnya, tetapi dari keahlian yang dimiliki (misal : pengalaman maupun pendidikan) dan keaktifan mereka di perusahaan (misal : frekuensi keterlibatan mereka dalam rapat-rapat perusahaan).

1 komentar:

  1. The King Casino | Ventureberg
    Discover the rise and fall https://septcasino.com/review/merit-casino/ of the https://sol.edu.kg/ king ventureberg.com/ casino, one of the world's largest septcasino The Casino is operated by the King Casino Group. deccasino You can

    BalasHapus