Rabu, 11 Juni 2014

Review Jurnal "Pengaruh Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur di BEI"


Judul
Pengaruh Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur di BEI
Penulis
Andi Kartika
Tahun Terbit
2012


Pendahuluan
Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor untuk memestikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Para pemakai laporan keuangan merasa bahwa pengeluaran opini audit going concern sebagai prediksi kebangkrutan suatu perusahaan.Peran auditor diperlukan untuk mencegah diterbitkannya laporan keuangan yang menyesatkan, sehingga dengan menggunakan laporan keuangan yang telah diaudit para pemakai laporan keuangan dapat menggambil keputusan dengan benar. Masalah timbul ketika banyak terjadi kesalahan opini (audit failures) yang dibuat oleh auditor  menyangkut opini going concern.
Going Concern
Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan entitas atau badan usaha. Dengan adanya going concern maka suatu badan usaha dianggap mampu mem-pertahankan usahanya dalam jangka waktu panjang dan tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek. Setiawan (2006) menyatakan bahwa going concern sebagai asumsi bahwa perusahaan dapat mem-pertahankan hidupnya (going concern) secara langsung akan mempengaruhi laporan keuangan. Laporan keuangan yang disiapkan pada dasar going concern akan mengasumsikan bahwa perusahaan akan bertahan me-lebihi jangka waktu pendek.
Opini Audit Going Concern
Opini audit going concern merupakan suatu evaluasi kesangsian dari auditor atas kemampuan suatu entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. Auditor harus mempertimbangkan hasil dari operasi, kondisi ekonomi yang mempengaruhi per-usahaan, kemampuan membayar hutang dan kebutuhan
Kondisi Keuangan
Kondisi keuangan perusahaan merupakan tingkat kesehatan perusahaan se-sungguhnya. Kondisi ini digambarkan dari rasio keuangan yang dapat mem-berikan indikasi apakah perusahaan dalam kondisi baik (sehat) atau dalam kondisi buruk
Kualitas Audit
Kualitas audit sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya.Deis dan Giroux (1992) dalam Alim dkk (2007) melakukan penelitian tentang empat hal dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas audit yaitu (1) lama waktu auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan (tenure), semakin lama seorang auditor telahmelakukan audit pada klien yang sama maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin rendah, (2) jumlah klien, semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan semakin baik karena auditor dengan jumlah klien yang banyak akan berusaha menjaga reputasinya, (3) kesehatan keuangan klien, semakin sehat kondisi keuangan klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut untuk menekan auditor agar tidak mengikuti standar, dan (4) review oleh pihak ketiga, kualitas sudit akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh pihak ketiga.
Opini Audit Tahun Sebelumnya
Opini audit going concern tahun sebelumya ini akan menjadi factor pertimbangan penting auditor untuk mengeluarkan kembali opini audit going concern pada tahun berikutnya. Apabila auditor menerbitkan opini audit going concern tahun sebelumnya maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan akan menerima kembali opini audit going concern pada tahun berjalan.
Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan aset perusahaan menunjukkan pertumbuhan kekuatan perusahaan dalam industri dan mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya dalam industri maupun kegiatan ekonominya (Setyarno dkk, 2006).
Opinion Shopping
Perusahaan biasanya menggunakan pergantian auditor (auditor switching) untuk menghindari pe-nerimaan opini going concern dengan dua cara yaitu: (1) perusahaan dapat mengancam melakukan pergantian auditor.Kekhawatiran untuk diganti mungkin dapat mengikis independensi auditor, sehingga tidak mengungkapkan masalah going concern. Argumen ini disebut ancaman pergantian auditor. (2) bahkan ketika auditor tersebut independen, perusahaan akan memberhentikan akuntan publik (auditor) yang cenderung memberikan opini going concern, atau sebaliknya akan menunjuk auditor yang cenderung memberikan opini going concern. Argumen ini disebut opinion shopping. Tujuan pelaporan dalam opinion shopping dimaksudkan untuk meningkatkan (memanipulasi) hasil operasi atau kondisi keuangan perusahaan.
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Hubungan Kualitas Audit dan Opini Audit Going
Auditor yang mempunyai kualitas yang baik cenderung akan mengeluarkan opini audit going concern apabila klien terdapat masalah mengenai going concern. Reputasi auditor sering digunakan sebagai proksi dari kualtas audit. Reputasi auditor didasarkan pada kepercayaan pemakai jasa auditor bahwa auditor memiliki kekuatan monitorring yang secara umum tidak dapat diamati. Auditor skala besar dapat menyediakan kualitas audit yang lebih baik di-banding auditor skala kecil, termasuk dalam mengungkapkan masalah going concern. Semakin besar skala auditor maka akan semakin besar kemungkinan auditor untuk menerbitkan opini audit going concern. Secara umum penelitian-penelitian tersebur menemukan bahwa sebagian dari perusahaan sample yang diteliti yang mengalami kebangkrutan adalah perusahaan-perusahaan yang mendapatkan opini going concern.
Hubungan Opini Audit Tahun sebelumnya dan Opini Audit Going Concern
Opini audit going concern tahun sebelumnya ini akan menjadi faktor per-timbangan penting auditor untuk mengeluar-kan kembali opini audit going concern pada tahun berikutnya. Apabila auditor menerbit-kan opini audit going concern tahun se-belumnya maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan akan menerima kembali opini audit going concern pada tahun berjalan.
Hubungan Pertumbuhan Perusahaan dan Opini Audit Going Concern.
Rasio ini mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam induatirnya maupun dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Weston dan Copeland, 1992) dalam Setyarno dkk (2006). Auditee yang mempunyai rasio pertumbuhan penjualan yang positif mengindikasikan bahwa auditee dapat mempertahankan posisi ekonominya dan lebih dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
METODE PENELITIAN
Sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu metode pengambilan sampel dengan menggunakan kriteria tertentu.
Adapun kriteria-kriteria yang digunakan adalah menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen dari tahun 2006-2009, mengalami masalah financial distress, minimal 3 kreteria yang ditandai dengan salah satu kondisi berikut:
1.      Modal kerja negatif
2.      Saldo rugi atau defisit
3.      Laba operasi tahun berjalan negatif
4.      Laba bersih negatif atau perusahaan mengalami kerugian bersih
Dari kriteria tersebut di atas, diperoleh sampel sebanyak 80 perusahaan.
Si peneliti menggunakan metode penelitian regresi logistik yaitu regresi yang digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadi variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya.
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan, opini audit tahun sebelumnya, ukuran perusahaan, opinion shopping terhadap Kemungkinan Penerimaan opini Going Concern.
1. Kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini berarti besarnya suatu KAP tidak mempengaruhi pe-nerimaan opini audit going concern.
2. Kondisi keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini berarti bahwa auditor dalam memberikan opini audit going concern tidak melihat kondisi keuangan yang diproksikan dengan profi-tabilitas dan likuiditas, tetapi melihat faktor lain seperti pertumbuhan perusaha-an dan opini audit tahun sebelumnya.
3. Opini Audit Tahun Sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Dengan kata lain Opini audit going concern tahun sebelumya ini akan menjadi faktor per-timbangan penting auditor untuk menge-luarkan kembali opini audit going concern pada tahun berikutnya.
4. Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Perusahaan yang mempunyai rasio pertumbuhan penjualan yang negatif mengindikasikan bahwa perusaha-an tersebut tidak dapat mem-pertahankan posisi ekonominya dan kemungkinan tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sehingga auditor cenderung memberikan opini audit going concern kepada perusahaan yang mengalami pertumbuhan negatif.
5. Opinion Shopping tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Perusahaan yang melakukan opinion shopping tidak selalu m-enerima opini audit going concern.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar